KECENDERUNGAN..
Dalam diri
manusia terdapat serangkaian naluri, perasaan, hasrat, tendensi, karsa,
keinginan dan respon batin serta aktivitas-aktivitas dan kualitas-kualitas
kejiwaan lainnya. Jumlahnya sangat banyak dan beragam. Segala macam bentuk
tendensi ini biasa dikenal dengan sebutan fitrah atau kecenderungan. Segala
bentuk kecenderungan ini ada pada diri setiap manusia semenjak lahir.
Kecenderungan-kecenderungan inilah yang mendorong manusia untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Fitrah
adalah daya yang ada dalam diri manusia. Fitrah adalah kendaraan bagi manusia
untuk mencapai tujuan akhirnya. Begitu pentingnya fitrah dalam diri manusia.
Oleh karena itu manusia perlu mengetahui dan mengenali fitrah yang ada pada dirinya.
Bagaimana mungkin kita dapat mencapai tujuan akhir perjalanan kita jika kita
tidak mengetahui dan mengenali kendaraan yang kita gunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Jika seseorang mampu mengenali dan mengkaji beragam bentuk pengejawantahannya
serta proses penyempurnaan (evolusi) yang dilakukannya dan aktivitas-aktivitas
yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi hasrat-hasratnya dalam situasi dan
fase yang beragam dari kehidupannya, maka dengan begitu kita telah berhasil membuka
jalan untuk mengenali kesempurnaan hakiki dan tujuan puncak manusia. Hal ini
tak lain karena hasrat-hasrat dan tendensi-tendensi yang bersifat fitri
termasuk dalam kategori daya terkuat yang ada pada diri manusia yang diletakkan
“Tangan-Penciptaan” (Tuhan) pada diri manusia secara sangat mendasar dan
mendalam agar manusia dengan keberadaanya sebagai motivator bertolak untuk
bergerak dan bangkit serta berupaya dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan
alamiah dan perolehan serta unsure-unsur eksterna yang ada dan kemudian
menempuh jalan kebahagiaan dan kesempurnaannya.
Maka,
tujuan yang di acu oleh fitrah dapat mengarahkan kita ke arah tujuan dan
perjalanan akhir yang dikehendaki manusia. Persis seperti “JARUM KOMPAS”.
Tergantung apakah manusia tersebut dapat membaca dan mengartikan arah kompas
tersebut. Jika tidak.. maka manusia tersebut akan tersesat kehilangan arah.
Begitu
pentingnya kita mengenali Fitrah dan segala kecenderungan-kecenderungan yang
ada pada diri kita.
“Man ‘arafa
nafsahu faqad ‘arafa rabbahu”
“Barang
siapa telah mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya”
Sumber: "Jagad
Diri (M.T. Mishbah Yazdi)"
Sumber Gambar: Google
Komentar
Posting Komentar