PENGETAHUAN


Apa sebenarnya itu pengetahuan?? Ketika pertanyaan itu disodorkan pada kita, kita pasti akan sulit untuk menjawabnya.Mengapa?? Karena untuk bertanya dan menjawab pertanyaan itu.. ya harus menggunakan/berlandaskan pengetahuan. Bagaimana mungkin kita mendefenisikan sesuatu, yang dengan sesuatu itu justru defenisi berlandaskan padanya. Artinya, kita menjelaskan pengetahuan dengan berlandaskan pengetahuan. Menurut saya.. semakin pengetahuan dijelaskan/didefenisikan ia akan semakin tak jelas.

Namun bukan berarti pengetahuan tak bisa didefenisikan. Pengetahuan adalah hubungan antara subjek dan objek. Jika salah satu variabel tak ada maka pengetahuan itu tak ada.

Pertanyaan yang akan timbul selanjutnyaadalah “apakah pengetahuan itu penting bagi manusia??” Jawabannya.. YA.. karena pengetahuanlah yang menjadi landasan/dasar bagi kita untuk bertindak di alam.

Selanjutnya, jika pengetahuan itu penting, maka bagaimana manusia bisa berpengetahuan (hushuli)??. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus terlebih dahulu menentukan alat dan sumber manusia untuk berpengetahuan.

Berbicara mengenai sumber pengetahuan, banyak perdebatan yang terjadi diantara para filosof-filosof terdahulu. Diantaranya adalah Plato seorang filosof Yunani dengan teori pengingatan kembalinya. Ia mengatakan bahwa alam hanyalah sarana/cerminan bagi jiwa untuk mengingat kembali apa yang telah diketahuinya di alam ide dahulu, sebelum jiwa turun ke alam materi (bersatu denga jasad) yan menyebabkan jiwa lupa akan semua itu.

Namun, berdasarkan teori plato tersebut, maka akan timbul pertanyaan: “Kenapa jiwa harus turun ke alam materi??” sementara di alam sana ia telah sempurna (mengetahui segala sesuatu). Hal itulah yang tak bisa dijelaskan oleh plato. Selain itu berdasarkan teori plato tersebut, maka kita akan berakhir pada dualitas. Yaitu bahwa jiwa dan materi adalah dua hal yang berbeda dan terpisah. Pertanyaan yang muncul “Saat kematian, jiwa kembali ke alam ide, maka materi(jasad) ini kemana??”. Juga tak bisa dijelaskan oleh plato. Maka teori ini hanyalah dogma bagi saya.

Selain teori plato, masih ada teori lain yang menjelaskan tentang sumber pengetahuan. Diantaranya teori rasional yang dicetuskan oleh para filosof Eropa seperti Descrates dan imanuel Kant dengan 12 kategorinya. Teori ini mengatakan bahwa sumber pengetahuan hanyalah dari dalam diri manusia sendiri, bukan dari alam, karena alam bersifat relatif/tidak tetap.

Terakhir yaitu teori emprikal yang masih terus digunakan dan berkembang sampai saat ini. Kaum emprikal hanya mengakui alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan manusia. Tak ada sumber lain….! Maka jika kita menganut teori ini.. kita akan berakhir pada Materialisme.

Sedangkan Filsafat Islam mengatakan bahwa sember pengetahuan manusia bukan hanya berasal dari alam, tetapi ada sumber lain bagi pengetahuan manusia. Filsafat islam sendiri tidak pernah menafikkan alam sebagai sumber pengetahuan… Fisafat islam hanya menambahkan bahwa masih ada sumber lain bagi pengetahuan selain alam, dan ia lebih hakiki, yaitu Rasio. Dalam bahasa teologi.. bahwa sumber inilah yang berasal dari Tuhan yang bersifat tetap dan akan diterapkan ke alam yang terus berubah-ubah..


“KAMI TIDAK MENOLAK ALAM SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN… KAMI PULA TAK MENOLAK RASIO SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN…. KAMI MENGAKUI KEDUANYA… NAMUN KAMI BUKAN KAUM EMPIRIS MAUPUN KAUM RASIONAL.. KAMI BERADA DALAM HUBUNGAN ANTARA EMPIRIS DAN RASIONAL.. TANPA HUBUNGAN ITU MATERI MAUPUN NON MATERI TAK AKAN ADA….
MAKA HUBUNGANLAH YANG NISCAYA…”

Mereka yang mencari ilmu dengan penuh gairah dan kecintaan tidak akan pernah bosan dan menolak pengetahuan apalagi meningalkan pengetahuan, karena ia memasuki pengetahuan tersebut dengan penuh kesadaran.

Komentar

  1. orang-orang yg berilmu adalah orang-orang yg takut kepada Allah (Fathir : 28)

    BalasHapus
  2. Takut seperti ap yg dimaksud? apa yg harus ditakuti? ap Ia kejam sehingga harus di takuti?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAMPAI DETIK AKHIR..!!

KESENANGAN DAN POLITIK

TAK BERAKHIR...